(FWA 2025/12/30)Menurut statistik resmi dan perkiraan kasar, total tenaga kerja asing di Taiwan mencapai sekitar 1,19 juta orang. Di antara mereka, proporsi terbesar terdiri dari lebih dari 860.000 Pekerja Migran Asing. Meskipun proporsi tenaga teknis relatif rendah, jumlah Pekerja Teknis Tingkat Menengah (sebagian besar dialihkan dari pekerja migran senior) telah tumbuh lebih dari 40% pada tahun lalu, dan proporsi mahasiswa asing yang memasuki dunia kerja juga tumbuh hampir 30%. Namun, jumlah ekspatriat yang memperoleh Izin Tinggal Tetap (APRC) di Taiwan masih rendah. Untuk menarik dan mempertahankan bakat, pemerintah baru-baru ini meluncurkan kebijakan agresif untuk menarik mahasiswa asing, termasuk melonggarkan persyaratan tahun untuk izin tinggal tetap mulai tahun depan. Selain itu, persiapan sedang dilakukan untuk meluncurkan sistem baru bagi perekrutan langsung tenaga teknis dari luar negeri.
Tinjauan Tenaga Kerja Kerah Biru dan Bangkitnya Industri AI
Menurut statistik terbaru dari Kementerian Ketenagakerjaan Taiwan (MOL) pada tanggal 20 Desember, total jumlah pekerja migran kerah biru di Taiwan adalah sekitar 866.000 orang pada akhir November tahun ini, meningkat sekitar 48.000 (pertumbuhan sekitar 6%) dibandingkan tahun sebelumnya. Mayoritas pekerja migran kerah biru terkonsentrasi di sektor manufaktur, melebihi 480.000 orang. Lebih dari separuh pekerja ini dipekerjakan di industri produk logam, komponen elektronik, manufaktur makanan, dan permesinan. Industri konstruksi mempekerjakan sekitar 35.000 pekerja, sementara sektor pertanian dan perikanan mempekerjakan 23.000 orang.
Selain itu, terdapat lebih dari 200.000 pengasuh rumah tangga asing yang membantu mendampingi dan merawat lansia serta orang sakit di banyak rumah tangga di seluruh Taiwan. Sebagai perbandingan, hanya ada 16.000 pengasuh yang bekerja di institusi perawatan.
Dikarenakan dampak tarif AS tahun ini dan penambahan signifikan kesenjangan tenaga kerja pasca pandemi COVID-19 tahun lalu, tingkat pertumbuhan pekerja migran melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, industri AI menonjol sebagai titik terang. Sektor-sektor termasuk chip, server AI, dan bahkan rantai pasokan infrastruktur listrik yang diperluas terus merekrut secara stabil atau bahkan masif. Industri terkait telah mempekerjakan sekitar 15.000 pekerja migran baru tahun ini.
Mengenai kebangsaan, warga negara Indonesia adalah kelompok terbesar dengan sekitar 324.000 orang, diikuti oleh 295.000 dari Vietnam, 175.000 dari Filipina, dan 72.000 dari Thailand. Jumlah pekerja Thailand telah menurun secara nyata tahun ini, sementara tingkat pertumbuhan pekerja migran Filipina relatif lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Tenaga Kerja Terampil, Mahasiswa Asing, dan Struktur Ketenagakerjaan Secara Keseluruhan
Selain pekerja migran kerah biru, Taiwan saat ini menampung hampir 56.000 tenaga profesional asing. Terdapat juga hampir 46.000 Pekerja Teknis Tingkat Menengah (sebagian besar dialihkan dari pekerja migran kerah biru senior, terkonsentrasi di manufaktur dan perawatan rumah tangga), meningkat 13.000 (pertumbuhan 43%) dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Selain itu, sekitar 74.000 mahasiswa asing memegang izin kerja, meningkat 16.000 (pertumbuhan 28%) dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, menurut data dari Imigrasi, terdapat hampir 200.000 pasangan asing (Imigran Baru) yang telah memperoleh izin tinggal. Berdasarkan perkiraan kasar dari survei rasio pekerjaan masa lalu, sekitar 150.000 dari mereka kemungkinan bekerja.
Menjumlahkan angka-angka di atas, total jumlah ekspatriat dan pekerja asing yang memasuki pasar kerja di Taiwan adalah sekitar 1,19 juta, tetapi struktur keseluruhannya sangat berat pada pekerja migran. Dalam hal proporsi populasi, jumlah pekerja asing lebih rendah daripada di Jepang tetapi sebanding dengan Korea Selatan. Namun, dibandingkan dengan Jepang dan Korea, proporsi ekspatriat yang telah memperoleh izin tinggal tetap di Taiwan relatif rendah, dengan hanya 46.000 orang per November tahun ini (di mana 6.500 di antaranya bekerja di sektor domestik).
Kebijakan Baru: Pelonggaran Izin Tinggal Tetap dan Perekrutan Langsung Luar Negeri
Fokus kebijakan Taiwan baru-baru ini adalah menarik mahasiswa asing. Pada tahun 2024, jumlahnya pulih menjadi 123.000, dengan hampir 80.000 mengejar gelar. Tahun depan, mahasiswa asing yang lulus akan diberikan periode mencari kerja bebas selama 2 tahun tanpa batasan. Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk belajar di Taiwan akan dihitung terhadap tahun yang diperlukan untuk izin tinggal tetap: lulusan PhD dapat memotong 3 tahun, lulusan S2 (Master) 2 tahun, dan pemegang gelar S1 (Sarjana) atau Diploma (Associate) 1 tahun.
Selain itu, pemerintah berencana untuk meluncurkan sistem baru untuk pengenalan langsung tenaga teknis luar negeri tahun depan. Pemerintah akan membentuk bank bakat (talent pool) langsung di luar negeri untuk pekerjaan teknis tertentu guna mendatangkan bakat asing dengan pengetahuan profesional, keterampilan, dan kemampuan bahasa internasional.





