(FWA 2025/09/16)Komunitas imigran dan pekerja migran di Taiwan telah menjadi target baru bagi kelompok penipu. Sebuah laporan survei yang baru-baru ini dirilis oleh organisasi non-pemerintah “TransAsia Sisters Association, Taiwan” (TASAT) menunjukkan bahwa sekitar 30% imigran dan pekerja migran pernah mengalami penipuan secara pribadi. Banyak dari mereka kehilangan tabungan hasil jerih payah mereka dalam semalam, sementara yang lain tanpa sadar telah menjadi pelaku kejahatan dan menghadapi nasib deportasi.
Investigasi menemukan bahwa “agen tenaga kerja palsu” adalah salah satu jenis penipuan yang paling marak, yang memengaruhi hampir 30% korban. Kelompok penipu memanfaatkan keinginan para pekerja migran untuk berganti pekerjaan atau mencari upah yang lebih tinggi, dengan menyebarkan pesan rekrutmen palsu di platform media sosial seperti Facebook dan LINE.
Dengan menyamar sebagai agen, mereka mengklaim dapat “menjamin posisi” di pabrik terkenal atau membantu pengurusan dokumen transfer kerja yang legal dengan imbalan “biaya referral” atau “biaya pemrosesan dokumen” sebesar puluhan ribu dolar. Namun, setelah banyak korban mentransfer uang, pihak tersebut langsung menghilang. Mereka tidak hanya kehilangan kesempatan kerja, tetapi juga tidak dapat memperoleh kembali biaya yang telah dibayarkan, yang semakin memperburuk kesulitan mereka.
Selain tawaran kerja palsu, hampir 30% penipuan melibatkan pengambilan informasi pribadi dan rekening bank secara ilegal. Sebagai contoh, kelompok penipu mendirikan stan di luar klinik pemeriksaan kesehatan, menggunakan “penawaran eksklusif untuk pekerja migran baru” dan hadiah seperti kartu SIM gratis untuk memikat para pekerja. Mereka kemudian menipu para pekerja untuk memberikan salinan Sertifikat Kependudukan Asing (ARC) dan paspor mereka, yang kemudian digunakan untuk kegiatan kriminal, menyebabkan para pekerja dituduh terlibat dalam penipuan.
Taktik umum lainnya adalah memanfaatkan kepercayaan antar sesama rekan senegaranya. Penipu mungkin meminta untuk meminjam rekening bank dengan alasan mereka “baru tiba di Taiwan dan tidak punya rekening untuk menerima uang.” Atau, mereka secara terbuka menawarkan untuk membeli buku tabungan dan kartu ATM secara online seharga beberapa ribu dolar per bulan. Di bawah tekanan teman sebaya dan informasi yang terbatas, para pekerja migran dengan mudah menyerahkan rekening mereka, tanpa menyadari bahwa mereka telah menjadi kaki tangan dalam tindak pencucian uang.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa meniru identitas pejabat pemerintah atau perusahaan terkenal adalah metode yang umum. Penipu menyamar sebagai pejabat pemerintah atau perusahaan logistik, melakukan penipuan melalui transfer rekening palsu atau klaim penundaan pengiriman paket. Lebih lanjut, lebih dari 30% kasus melibatkan teman atau kerabat yang secara palsu mengklaim rekening bank mereka telah diretas dan meminta korban untuk meminjamkan uang atau melakukan transfer.
Tidak hanya menjadi korban penipuan, warga negara asing juga semakin banyak yang terlibat dalam kasus pidana penipuan karena meminjamkan rekening mereka atau direkrut oleh komplotan penipu. Menurut statistik dari Badan Kepolisian Nasional Taiwan, lebih dari 2.000 warga negara asing terlibat dalam kasus pidana penipuan pada paruh pertama tahun 2025 saja, angka yang sudah melampaui total tahun sebelumnya.
Tanpa memandang apakah mereka mengetahui atau tidak, begitu seseorang memberikan rekening banknya untuk digunakan orang lain, mereka dapat diidentifikasi sebagai “kaki tangan” dalam kasus penipuan dan menghadapi tuntutan pidana. Jika terbukti bersalah dalam kasus penipuan, mereka dapat menghadapi denda dan hukuman penjara. Hal ini juga akan berdampak langsung pada hak kerja dan tinggal mereka di Taiwan, dan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan deportasi paksa.
Menanggapi ancaman penipuan yang semakin meningkat, pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tidak menyerahkan dokumen pribadi atau rekening bank demi keuntungan kecil atau berdasarkan informasi online yang belum terverifikasi. Jika Anda menghadapi dugaan penipuan, Anda dapat menelepon hotline anti-penipuan 165. Jika ada kendala bahasa, Anda dapat terlebih dahulu menelepon Hotline Konsultasi dan Pengaduan Tenaga Kerja 1955 untuk meminta bantuan penerjemah.
※If you have any further questions about working, residency, transportation, or daily life in Taiwan, the ITaiwan AI Genie is always at your service.