(FWA 2025/08/19)

Pusat Penelitian Perubahan Lingkungan di Academia Sinica, bekerja sama dengan Universitas Harvard, telah melakukan studi mengenai paparan pekerja luar ruangan terhadap tekanan panas dan dampaknya terhadap produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekerja dalam suhu tinggi dapat menurunkan produktivitas rata-rata pekerja sebesar 29% hingga 41,3%. Penurunan ini tidak hanya meningkatkan biaya konstruksi, tetapi juga memperbesar risiko penyakit terkait panas seperti sengatan panas, yang berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan kondisi keuangan pekerja.

Tim peneliti memantau 101 pekerja konstruksi di wilayah Taipei dengan menggunakan sensor untuk merekam suhu, kelembapan, radiasi matahari, dan kecepatan angin. Data tersebut kemudian dikonversi menjadi indeks tekanan panas. Temuan menunjukkan bahwa industri padat karya menanggung beban ekonomi yang berat akibat tekanan panas, dengan Taiwan bagian utara mengalami kondisi yang lebih parah dibandingkan bagian selatan.

Menariknya, beberapa pekerjaan yang tampaknya kurang berat—seperti pekerjaan batu bata atau pengelasan—justru menunjukkan penurunan produktivitas yang lebih tinggi. Para peneliti berpendapat hal ini terjadi karena tugas-tugas tersebut sebagian besar mengandalkan gerakan tangan, sehingga pekerja cenderung meremehkan rasa lelah dan melewatkan waktu istirahat, yang pada akhirnya menyebabkan kelelahan.

Menurut data dari Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA), dalam lima tahun terakhir terdapat lebih dari 3.000 kasus per tahun dari hasil inspeksi khusus terkait bahaya panas luar ruangan yang memerlukan tindakan perbaikan, atau sekitar 33% dari seluruh kasus. Antara tahun 2020 hingga 2024, tercatat 28 kasus kompensasi penyakit akibat kerja yang terkait dengan paparan panas: 24 kasus cedera, 1 kasus disabilitas, dan 3 kasus kematian. Angka-angka ini menegaskan betapa seriusnya bahaya bekerja di bawah suhu panas ekstrem.

最新研究揭示:高溫恐嚴重削弱生產力

中央研究院環境變遷研究中心與哈佛大學公共衛生學院共同合作,針對戶外勞工的環境熱壓力進行實測並推估生產力損失。結果顯示,勞工在高溫環境下工作時,平均生產力恐下降 29% 至 41.3%。這不僅導致建設成本增加,也使勞工面臨中暑等熱傷害風險,進一步衝擊個人經濟。

研究團隊選取大台北地區 101 名營建工人,利用感測器紀錄氣溫、相對濕度、太陽輻射與風速,再換算為熱壓力指標。結果顯示,勞動密集產業因熱壓力而承受龐大經濟負擔,且北部的悶熱程度甚至高於南部。

值得注意的是,部分看似較輕的作業,例如泥作或焊接,反而呈現更高比例的生產力損失。研究推測,這類作業主要依靠手部操作,勞工往往忽視休息,導致體力透支。

根據職安署統計,近五年針對戶外高溫熱危害的專案勞動檢查中,每年約有3千多件被要求改善,比例為33%。2020 年至 2024 年間,因熱危害導致的職業病給付累計 28 件,其中包含 24 件傷病給付、1 件失能給付及 3 件死亡給付,凸顯高溫作業風險不可輕忽。